Proses Mengambil STNK/SIM/Motor/Mobil Di Pengadilan

Hallo semua,
Kali ini saya ingin share pengalaman kemarin kena tilang. Memang sangat menyebalkan ketika menghadapi razia lalu lintas. Ya positif sih, namun bagi beberapa individu pasti sangat menyebalkan begitu juga saya kemarin terjadi pada saya.
Mungkin supaya enak saya ceritakan kronologis nya dulu ya.

Saya orang Subang tepatnya di kecamatan Pamanukan, saya bekerja di suatu toko minimarket yang tidak bisa saya sebutkan namanya cabang Karawang. Suatu hari ada undangan karyawan untuk datang ke kantor cabang yang ada di karawang. Posisi saya gak punya motor untuk pergi, kalau naik mobil cukup menguras dompet. Kebetulan bukan cuma saya yang di undang, ada orang lain juga dari toko lain yang masih di daerah Subang. Nah saya menghubungi orang itu untuk berangkat bareng dengan berharap dia ada motor untuk berangkat.

Dan bersyukur ternyata dia juga butuh di temenin untuk berangkat karena lokasi yang cukup jauh. Karena dia perempuan jadi takut untuk melaju di jalan Pantura sendirian, alhasil dia ngajak saya buat berangkat bareng pakai motor. Keesokan hari nya saya pun berangkat dengan lengkap. Pakai jacket, celana panjang, helm dll begitupun motor nya lengkap. Lalu berangkat lah saya kesana berdua dengan saya sebagai supir nya.

Setelah berngakat cukup jauh dan sudah sampai daerah Karawang. Saya melihat ada polisi di sisi jalan yang menggiring pengendara motor untuk minggir dan masuk ke lapangan kantor polisi, kebetulan kantor polisi berada di sisi jalan juga. Dan apesnya saya gak bisa berkutik, lalu pasrah lah saya ini di giring juga oleh mereka. Lalu di suruh copot helm dan di suruh menunjukan SIM dan STNK.

Waktu itu bingung aja cuma bisa nunjukin STNK doang dari temen saya, saat di tanya SIM saya bilang gak ada. Karena emang saya gak punya kendaraan bermotor di rumah. Lalu di situ saya kena tilang dan di suruh menunjukan KTP. Lalu polisi menuliskan data yang ada di KTP saya ke sebuah formulir yang di sebut Surat Tilang (Warnanya Pink). Lalu STNK di tahan oleh mereka. Untuk mengambilnya kembali harus ke Pengadilan Karawang sambil bawa surat tilang nya pada tanggal yang tertera pada surat. Tanpa pikir panjang lagi saya melanjutkan perjalanan saya.

Temen saya sudah bete karena STNK nya di tahan. Namun saya bilang kepada dia bahwa STNK nya saya yang tanggung jawab. Nanti saya yang ambil. Setelah beberapa hari kemudian saya akan menepati janji saya. Saya berangkat lagi ke Karawang tepatnya ke pengadilan yang telah di suruh sama polisi itu untuk menebus STNK dengan menggunakan angkutan umum karena kapok kalau pakai motor di tilang lagi. Lumayan menguras ongkoas karena harus pake Bus dan naik angkot 2 kali.
Dan di tengah perjalanan terjadi kemacetan total karena di daerah Cikampek ada mobil terguling.
Supir bus terpaksa balik lagi karena gak sanggup dan mengoper para penumpang ke mobil angkot. Di angkot penuh penumpang dan desak-desakan tidak seperti naik bus. Di angkot juga mau tidak mau melawan kemacetan itu dengan nyelap nyelip sedikit demi sedikit.

Setelah kewalahan supir angkot nya, dia turun dan meminta ongkos ke para penumpang dengan bandrol 15.000 rupiah, tentu para penumpang komplain karena harga nya tidak sesuai biasanya. Apalagi ini jarak nya sudah cukup dekat untuk ke Karawang. Supir beralasan ini karena kemacetan. Saya berkata dalam hati bahwa saya harus membayar lebih akibat kemacetan ini? Ya sudah, saya berikan saja mau nya supir itu. Dan melanjutkan perjalanan dengan kemacetan. Lama banget di angkot sampai akhirnya menemukan mobil yang terguling itu ternyata mobil gandengan yang nabrak trotoar. Dan tebak, di sana sepi yang di maksudkan tidak ada Polisi yang mengurus mobil itu. Dan di biarkan saja mobil nya. Para polisi? Saya gak tau, menurut saya setidak nya ada polisi yang mengatur lalu lintas atas kemacetan atau minimal ada mobil derek yang akan menarik mobil gandeng itu. Ini malah sepi di abaikan. Cukup miris liatnya.

Lalu sampai lah di pengadilan Karawang, nah disana saya masuk lalu sebelum masuk ke ruangan pengadilan, ada sebuah papan seperti papan mading sekolah gitu. Di situ ada beberapa kertas yang di tempel, walau cuma beberapa kertas tapi isinya adalah ratusan nama orang yang di tilang. Nah sebelum nya saya liat dulu apakah benar saya ada di daftar tilang jadwal yang telah di tentukan. Dan itu banyak banget. Dan gak bisa di Ctrl + F seperti di komputer, jadi saya harus memakai jari telunjuk saya ini mencari nama saya. Kemudian saya tidak menemukan nama saya, mungkin saya kurang teliti jadi ulang lagi dari awal, akhirnya tetap tidak ada nama saya.

Lalu bingung lah saya, dengan perasaan bodo amat saya masuk saja ke ruang pengadilan. Karena saya datang kesiangan jadi sudah sepi. Namun ada beberapa orang yang mungkin di sebut orang yang menyimpan STNK nya. Juga saya liat memang banyak banget STNK orang di bawah. Tanpa basa basi lagi saya menyerahkan surat tilang saya dan di tanya apa yang di tahan. Saya cukup jawab STNK. Lalu dia mencari STNK saya dengan melihat nomor surat tilang. Dan ternyata tidak ada di pengadilan, namun saya di suruh ke Kantor Polisi Karawang untuk mengambil STNK, pasti ada di sana katanya. Dengan poker face saya ambil lagi surat tilang nyadan keluar.

Padahal di suruh ke pengadilan sama polisi saat di tilang, ini di pengadilan malah di suruh ke kantor polisi. Memang sangat menyusahkan, untuk menepati janji pun saya sabar dan isitirahat sejenak. Karena belum makan juga saya mampir ke Indomar*t dan beli 1 apel dan minuman isitonik. Walaupun 1 apel harganya 10.000 rupiah ya gak papa lah mungkin di Karawang emang pada mahal atau emang permainan kasir? Biar Allah yang tau yang penting gua laper, dan setelah di makan di dalem nya ada warna coklat nya. Yup mungkin proses mau busuk kali buahnya. Buang aja deh, memang benar-benar hari yang berat.

Terpaksa harus balik lagi dan mungkin sekalian pulang juga. Karena untuk ke sana adalah arah pulang. Sampai lah di Kantor Polisi Karawang, dan ke Pos Polisi yang ada di depan. Saya menanyakan untuk mengambil STNK yang di tahan. Lalu dia minta KTP saya. Lalu saya berikan dan dikasih tau untuk masuk lurus aja lalu belok kiri. Dan saya pun masuk dan KTP di pegang mereka mungkin untuk keamanan. Lalu saya masuk yang memang ada orang lain juga yang mau menebus STNK dll. Lalu saya duduk aja tanpa di suruh dan diam nunggu di tanya. Setelah beberapa menit ada yang nanya sama saya mau apa. Saya diam dan langsung menunjukan surat tilang. Lalu di ambil sama dia dan mengambil STNK di sebuah kardus yang memang banyak banget STNK yang di tahan.

Lalu dia nanya apa STNK atas nama ****. Saya jawab iya dan langsung mangatakan jumlah nominal uang untuk denda yaitu Rp.60.000 lalu saya kasih dan keluar dari ruangan dan ke Pos depan untuk mengambil KTP dan pulang.

Nah seperti itu lah kurang lebih pengalaman saya untuk menebus STNK yang di tahan karena di tilang. Ada beberapa tips yang di sampaikan beberapa orang kepada saya. Jika mau denda lebih murah datang lah 3 hari setelah jadwal panggilan. Jadi jika jadwal nya tanggal 12 maka datang saja tanggal 15. Dan di pengadilan saat kamu masuk akan ada yang nanya apa kamu mau mengambil STNK? Jawab saja jangan, karena itu calo yang akan meminta upah yang lebih mahal. Yang terkahir ketika di tilang di jalan raya. Cobalah berani untuk meminta Surat Tugas Tata Tertib Lalu Lintas yang sah kepada polisi. Siapa tau saja itu polisi nakal yang cuma mau cari uang. Dengan seperti itu kamu gak akan di salahakan kok hanya karena ingin melihat surat tugas itu.

Sekian dari saya terimakasih.

0 Response to "Proses Mengambil STNK/SIM/Motor/Mobil Di Pengadilan"

Posting Komentar